5 Kisah Mengharukan Polisi Dengan Sampingannya

HARUSBACA.COM – Beberapa orang tampaknya menyangka karier menjadi polisi mempunyai hidup yang serba-serbi berkecukupan. karna mereka dinilai berpendapatan tinggi. tetapi, dugaan itu tampaknya cuma berlaku buat para polisi yang memiliki jenjang tinggi.

Sebaliknya para polisi yang masih berstatus kecil cuma berpendapatan pas-pasan. dengan seperti itu, mereka harus banting tulang dengan menyambi pekerjaan lain demi mengkover keperluan hidupnya. mereka tidak malu serta gengsi berprofesi menjadi apa saja.

Buat mereka yang pertama adalah halal juga tidak merugikan orang lain. kaya apa cerita para polisi tersebut, berikut ini 5 kisah mengharukan polisi dengan sampingannya.

Menjadi pemulung

Bripka Seladi menjadi pemulung

Bripka Seladi menjadi pemulung

Bripka Seladi berusia 58 tahun, piawai menunggangi kesempatan buat menambahkan penghasilan. unit korps lalu lintas polresta malang ini menyambi menjadi pemulung plastik serta pengepul rongsokan.

Kegiatan sambilan ini dijalani di luar skedul piket. Seladi menerangkan, bidang usaha sampah yang dijalaninya bermula ketika dirinya memandang sampah yang menimbun di polresta.

Suatu ketika, dirinya berkunjung ke pengepul rosokan serta kelihatannya laris dijual. Seladi setelah itu mencari sampah di kawasan polresta malang, lamun sehabis itu meluas ke sekitar kota.

Seperjalanan Seladi tak lagi berburu di tempat sampah, namun beroperasi sama kelompok lain yang mau mengantarkan sampah ke gudangnya. saat Seladi telah berada di antara barang-barang rongsokan, sama sekali tak menduga kalau beliau seseorang polisi.

Menggunakan kaos kumal serta topi terbalik, Seladi menghabiskan waktu luangnya buat menyortir sampah sebelum selanjutnya untuk dijualnya.

Membantu orang tuanya

Bripda Eka Yuli Andini Membantu orang tua

Bripda Eka Yuli Andini Membantu orang tua

Keadaan ekonomi orang tua yang apa adanya kelihatannya tak membuat perempuan paras elok ini putus asa. walaupun bapaknya cuma tukang patri ban, apalagi membuat Bripda Eka Yuli Andini yang berusia 19 tahun, aktif untuk menuntut masa depan menjadi polwan.

Perempuan alumnus SMK Bumi 2 Salatiga jurusan teknik komputer serta jaringan, telah dua bulan jadi polwan sejak Maret tahun 2016.

Bripda Eka, sapaan setiap harinya tak pernah lengah diantara aktivitasnya menjadi polwan, senantiasa menyokong karier bapaknya menjadi tukang patri ban di Jl. Veteran, Pasar Sapi RT 002 / RW 006, kota Salatiga, Jawa Tengah.

Hobi & Pekerjaan

Aiptu Mustamin

Aiptu Mustamin

Pemilik gerai patri ban itu ialah Aiptu Mustamin berusia 57 tahun, serta istrinya, Nursin Warlela berusia 53 tahun. setelah konservatif keduanya mencari penghasilan ekstra untuk menafkahi keluarga, tidak cuma dari penghasilan seseorang polisi.

Setelah 20 tahun beliau menerjuni kegiatan itu. sehabis pulang bertugas pada pukul 16.00 WITA, Mustamin kemudian mengganti seragam. beliau berterus terang memperoleh keterampilan mematri ban dari kawannya.

Mulanya beliau berlatih cuma untuk keperluan pribadi. tetapi, lambat laun beliau merenung keterampilannya dapat menbuahkan uang. beliau pun mulai sungguh-sungguh mematri ban.

Dalam sehari, terkadang beliau sanggup mengantongi Rp 50 s/d Rp 100 ribu, dari tambal ban ataupun menambahkan angin.

Berdasarkan Mustamin, jadi tukang tambal buat Mustamin tampaknya tak hanya mencari pendapatan ekstra, melainkan juga mengutarakan hobi. beliau mencoba menguatkan kuping dari cibiran orang. buah hatinya juga pernah memohon agar beliau stop jadi tukang tambal ban.

Tetapi, berjalannya waktu, mereka luluh juga. malahan dua dari empat buah hatinya juga jadi polisi.

Menyambi sol sepatu

Aiptu Ruslan Menyambi sol sepatu

Aiptu Ruslan Menyambi sol sepatu

Terdapat cerita hebat bagaimana seseorang polisi sudi menyambi sebagai tukang sol sepatu di pasar ketika tidak bertugas. untuk mencari uang halal, beliau menyulam sepatu serta sepatu yang robek demi pendapatan tambahan.

Aiptu Ruslan, namanya. setiap hari berprofesi sebagai Kanit Binmas Polsek Pidie di Aceh. setelah bertahun-tahun tugas itu dilakoni.

Beliau tidak malu menjalankan pekerjaan sambilan sebagai tukang sol sepatu untuk menambahkan uang belanja buat istri serta kelima buah hatinya.

Latar belakang Aiptu Ruslan juga menjalankan pekerjaan sambilan ini demi membayar penyembuhan orang tuanya yang sudah berlama-lama sakit keras serta membutuhkan dana yang tak sedikit buat merawatnya dan juga beliau terus antusias melakukan kewajiban pokoknya sebagai personel polri juga tukang sol sepatu.

Warung makan Mas Beleng

Ajun Inspektur polisi Suyono buka warung makan

Ajun Inspektur polisi Suyono buka warung makan

Zaman sekarang membuat bisnis sambilan ramai disukai sama beberapa para karyawan diinstansi mana pun. itu dijalani sebagai wujud penghasilan tambahan ke dalam kantung mereka. kayak yang dilakoni anggota Kepolisian Resor Berau, Kalimantan Timur, Ajun Inspektur polisi Suyono.

Ditengah kegiatan sebagai personel polri, beliau juga membuat bisnis kedai makan tepi jalan. Kedai makan yang dijual sama suyono ini memiliki menu istimewa makanan laut.

Tetapi tidak cuma itu, menu lain juga ada di kedai yang dibuka tiap malam hari tersebut. apabila tak terdapat kegiatan instansi, ayah dua anak itu tidak pernah membuang-buang waktunya mangkal di kedai yang diberi julukan Mas Beleng.

Beliau malahan tidak sungkar buat menjamu konsumen yang ingin makanannya disitu. Nah, begitu banyak hikmah yang kita bisa dapat dari kisah polisi diatas dan pada dasarnya sependapat oleh Aiptu Ruslan lakoni selama ini, apa coba? mencari uang yang halal dan tak perlu malu. mudah-mudahan kisah ini bisa menginspirasi kita, untuk mewujudkan pribadi yang jauh lebih baik lagi.

Referensi

Add Comment